Istilah-istilah dalam dunia Network

Attenuation ———– Attenuation mengacu pada pelemahan sinyal selama ia berjalan melalui kabel.Ia kadang disebut sebagai roll off. Selama sinyal mengalir melalui kawat, gelombang kotaknya berubah bentuk sejauh ia mengalir.Jadi, attenuasi sebenarnya adalah fungsi dari panjang kabel.Jika sinyal mengalir terlalu jauh,ia bisa menurun kualitasnya sehingga stasiun penerimanya tidak mampu lagi menginterpretasikannya dan komunikasi akan gagal. Repeater dapat digunakan untuk menambah kekuatan sinyal pada baseband network sehingga ia bisa mengalir lebih jauh. Amplifier melakukan fungsi yang sama pada brodband network.

Repeater ——– Repeater adalah sebuah device yang meregenerasi/menghasilkan kembali sinyal yang ditransmisikan pada kabel. Repeater mengijinkan sinyal untuk mengalir diluar batas keterbatasan panjang kabel. Sebuah repeater tidak melakukan translasi atau filterisasi paket. Repeater mempunya beberapa karakteristik: – digunakan untuk meregenerasi sinyal baseband yang ada digunakan – terutama pada topologi bus koaksial (linear) segmen yang dihubungkan – oleh sebuah repeater harus menggunakan metode media access control – (MAC) yang sama (misalnya, sebuah repeater tidak bisa melewatkan – traffic antara ethernet dan token ring) repeater bisa melewatkan – traffic antara beberapa media yang berbeda (misalnya, coax ke fiber – optic) jika interface yang sesuai tersedia repeater tidak melakukan – akselerasi atau mengubah sinyal, ia hanya meregenerasinya saja. – repeater tidak melalukan filter packet atau batasan – kongesti/kemacetan. repeater akan melewatkan paket broadcast – repeater beroperasi di physical layer pada model OSI fungsi dasar – dari repeater (regenerasi sinyal) bisa dilakukan oleh device-device – penghubung (misalnya hub atau bridge). Karena repeater tidak melakukan apa-apa terhadap filterisasi atau pembatasan traffic, ia seharusnya dilihat terutama sebagai penghubung workstasion yang jauh, tidak sebagai penambah workstasion tambahan. Dengan kata lain, repeater seharusnya digunakan untuk menambahkan jarak dari network, bukan kepadatannya. Batasan jumlah repeater yang dapat digunakan ——————————————– Ada batasan jumlah repeater yang bisa digunakan. Jumlah repeater terbatas oleh aturan 5-4-3. Pada aturan ini hanya ada tidak lebih dari 5 segmen dengan tidak ada lebih dari 4 reater antara 2 station. Hanya 3 dari 5 segmen bisa dipopulasikan (yaitu, berisi node atau host). Pada kasus ini sebuah station adalah bridge, router atau gateway. Jadi, penambahan bridge mengijinkan penambahan repeater yang digunakan pada LAN.

HUB — Hub adalah istilah umum yang digunakan untuk menerangkan sebuah central connection point untuk komputer pada network. Fungsi dasar yang dilakukan oleh hub adalah menerima sinyal dari satu komputer dan mentransmisikannya ke komputer yang lain. Sebuah hub bisa active atau passive. Active hub bertindak sebagai repeater; ia meregenerasi dan mengirimkan sinyal yang diperkuat. Passive hub hanya bertindak sebagai kotak sambungan; ia membagi/memisahkan sinyal yang masuk untuk ditransmisikan ke seluruh network. Hub adalah central utnuk topologi star dan mengijinkan komputer untuk ditambahkan atau dipindahkan pada network dengan relatif mudah. Kapabilitas yang disediakan hub ——————————- Fungsi tambahan selain sebagai central connection point, hub menyediakan kemampuan berikut: – memfasilitasikan penambahan, penghilangan atau pemindahan – workstation. menambah jarak network (fungsi sebagai repeater) – menyediakan fleksibilitas dengan mensupport interface yang berbeda – (Ethernet, Token Ring, FDDI). menawarkan feature yang fault – tolerance (isolasi kerusakan) memberikan manajemen service yang – tersentralisasi (koleksi informasi, diagnostic) Kekurangannya, hub cukup mahal, membutuhkan kabel tersendiri untuk berjalan, dan akan mematikan seluruh network jika ia tidak berfungsi.

Cara kerja Hub ————– Hub pada dasarnya adalah sebuah pemisah sinyal (signal splitter). Ia mengambil bit-bit yang datang dari satu port dan mengirimkan copynya ke tiap-tiap port yang lain. Setiap host yang tersambung ke hub akan melihat paket ini tapi hanya host yang ditujukan saja yang akan memprosesnya. Ini dapat menyebabkan masalah network traffic karena paket yang ditujukan ke satu host sebenarnya dikirimkan ke semua host (meskipun ia hanya diproses oleh salah satu yang ditujukannya saja).

Switch —— Switch adalah hub pintar yang mempunyai kemampuan untuk menentukan tujuan MAC address dari packet. Daripada melewatkan packet ke semua port, switch meneruskannya ke port dimana ia dialamatkan. Jadi, switch dapat secara drastis mengurangi traffic network. Switch memelihara daftar MAC address yang dihubungkan ke port-portnya yang ia gunakan untuk menentukan kemana harus mengirimkan paketnya. Karena ia beroperasi pada MAC address bukan pada IP address, switch secara umum lebih cepat daripada sebuah router.

MSAU —- MSAU adalah Multistation Access Unit yang berfungsi seperti hub pada network Token Ring. MSAU mempunyai kemampuan untuk membypass kabel yang putus atau station yang gagal untuk memelihara integritas ringnya.

Concentrator ———— Concentrator atau wiring concentrator mirip dengan hub dan kedua istilah ini sering dipertukarkan. Ia melayani sebagai central connection point dimana sejumlah kabel yang datang bersatu. Sebuah hub atau switch melakukan fungsi sebagai sebuah concentrator. Pada bentuk yang paling sederhana, concentrator adalah multiport repeater. Ia menggabungkan sejumlah line yang datang dengan sejumlah line keluar. Beberapa concentrator dapat mengontrol error, menentukan kualitas kabel, dan melakukan fungsi-fungsi administratif. Seperti sebuah MSAU concentrator pada network ring menjaga ring tetap bekerja jika workstation hilang atau dipindahkan.

Interconnectivity Device dan fungsinya ————————————– Bridge, router, dan gateway adalah interconnectivity device. Fungsi utamanya adalah untuk menghubungkan segmen atau multiple network menjadi single, sistem yang heterogen dimana komputer-komputer dapat berkomunikasi. Device ini kadang disebut sebagai relay.

Bridge —— Bridge adalah relay atau interconnecting device yang digunakan untuk menggabungkan beberapa LAN. Sebuah bridge dapat: – menghubungkan segmen network bersama memfilter traffic dengan – membaca packet addressnya menghubungkan network yang berbeda – (Ethernet dan Token Ring) jika level protokol yang lebih tingginya – sama atau bisa ditranslasikan Sebuah bridge tidak dapat: – menentukan jalur mana yang paling efisien untuk mentransmisikan data – menyediakan fungsi traffic management (melewatkan kemacetan) Fungsi-fungsi bridge dapat dilakukan oleh sebuah server atau device bridge mandiri. Aturan umumnya adalah tidak boleh ada lebih dari empat bridge pada satu LAN. Pelewatan traffic antara segemen-segmen LAN ——————————————- Sebuah bridge mengecek MAC Address dari tiap paket yang diterimanya. Bridge menentukan alamat tujuan paket dan membandingkannya dengan tabel routing yang dipeliharanya. Berdasarkan pembandingan ini, bridge melakukan tiga tugas: 1. Jika alamat tujuan pada routing tabel dan berlokasi di segmen yang 1. sama dengan pengirim, packet dihilangkan. (Tidak ada keperluan 1. untuk melewatkannya melalui bridge jika ia dialamatkan ke host 1. didalam segmennya.) 2. Jika alamat tujuan berada dalam routing tabel dan berlokasi pada 2. segmen yang berbeda, paket kemudian diteruskan ke segmen tersebut. 3. Jika alamat tujuan tidak berada pada tabel routing, paket kemudian 3. diteruskan ke semua segmen. Catat bahwa saat bridge menerima packet dari satu host yang dialamatkan kehost pada sisi yang lain, bridge melewatkan frame date melalui koneksi tersebut. Jika bridge mendeteksi traffic yang dialamatkan ke segmen aslinya, ia tidak mengijinkan ia untuk lewat. Dengan cara ini bridge melakukan fungsi filtering yang mengurangi keseluruhan network traffic. Meskipun bridge dapat mempelajari MAC address dari station pada network, ia tidak dapat menentukan jalur yang paling efisien untuk mengirimkan data. Tugas ini membutuhkan sebuah router. Pembuatan routing table oleh bridge ———————————– Routing tabel untuk bridge berbeda dengan routing tabel yang digunakan oleh router. Routing tabel yang digunakan bridge bersasarkan pada MAC address bukannya IP address. Tidak seperti router, bridge tidak berbicara dengan sesamanya untuk mengupdate routing tabelnya. Walaubagaimana, kebanyakan bridge dapat memonitor dan mempelajari alamat dari tiap-tiap station pada network. Mereka menggunakan informasi ini untuk membentuk routing table. Saat bridge menerima sebuah packet, ia menguji sumber MAC addressnya dan menggunakan informasi ini untuk menambah atau mengupdate routing tabelnya. Sebuah bridge hanya perlu mengetahui suatu MAC address berada pada segmen yang mana sehingga ia bisa secara tepat meneruskan paketnya. Saat ia menguji sebuah paket, ia mungkin tidak tahu pada segmen yang mana alamat tujuan berada, tapi ia tahu dari segmen yang mana paket berasal. Jadi MAC address sumber dan segmennya ditambahkan ke routing tabelnya. Setiap waktu routing tabelnya diupdate dengan semua MAC address dan segmen.

Network Partitioning ——————– Jika performansi network menurun karena berlebihan traffic, satu kemungkinan solusi adalah mempartisi/membagi network menjadi dua atau lebih segmen. Sebuah network dapat dipartisi menggunakan bridge. Bridge ini disisipkan antara dua segmen LAN dan sebagaimana traffic mengalir melalui LAN, bridge ini memfilter dan meneruskan sesuai dengan alamatnya. Hanya traffic yang ditujukan ke segmen yang lain yang diijinkan melewati bridge. Partitioning kadang disebut juga sebagai segmenting network. Keuntungan partitioning (segmenting) network ——————————————– Jika kelebihan traffic mulai menurunkan performance, salah satu solusi adalah mempartisi networknya. Sebagai contoh, asumsikan sebuah network perusahaan menghubungan departemen accounting dan marketing yang menghasilkan sejumlah message berikut selama hari kerja: Marketing ke Marketing: 200; Marketing to Accounting: 100; Accounting to Marketing: 100; dan Accounting ke Accounting: 200. Tanpa partisi, semua traffic akan mengalir melalui kedua departemen. Jadi, 600 message akan diarahkan ke tiap-tiap host. Bagaimanapun, jika kedua departemen dipartisi dengan memisahkannya dengan bridge, semua message internal marketing akan tetap berada pada sisi networknya. Hanya Message yang ditujukan ke accounting yang melewati bridge ke segmen accounting. Kebalikannya juga berlaku. Segmen marketing tidak akan dipenuhi dengan message internal dari accounting. Hasilnya adalah 50% penurunan pada keseluruhan network traffic; setiap segmen sekarang hanya memproses 300 message. Sebagai aturan umum, jika apa yang anda inginkan adalah partisi network, bridge adalah piliha utama daripada sebuah router karena ia beroperasi dengan overhead yang lebih sedikit. Masalah potensial yang terjadi saat menghubungkan Ethernet dan Token Ring LAN dengan Bridge ———- Bridge mampu untuk menghubungkan LAN yang menggunakan physical dan MAC-layer protokol yang berbeda, seperti Ethernet dengan Token Ring. Bagaimanapun, ada beberapa masalah potensial dengan koneksi ini: – Token ring mempunyai mekanisme untuk mensetting prioritas – transmisi. Ethernet tidak. Paket ethernet lebih kecil dan – strukturnya berbeda dengan paket token ring Informasi paket ethernet – dikodekan berbeda dengan paket token ring Ethernet menggunakan – transparent bridging untuk mengidentifikasikan alamat network dan – token ring menggunakan source routing Sebuah transalation bridge bisa digunakan untuk mengeliminasi kemungkinan masalah berhubungan dengan penggabungan LAN ethernet dan token ring. Dibanding yang lainnya, bridge tipe ini mampu untuk menghilangkan data dari satu frame (misalnya ethernet) dan mempackagenya kembali menjadi frame yang lain (misalnya token ring). Keuntungan yang disediakan bridge ——————————— Bridge adalah sebuah relay atau interconnecting device yang bisa digunakan untuk menyediakan beberapa kemampuan berikut: – Memperluas/menambah jarak dari network yang ada Menambah jumlah – workstation pada network Mengurangi kemacetan trafic (dengan network – partitioning) Menyediakan koneksi ke network yang berbeda (misalnya – Ethernet ke Token Ring) Memindahkan data melalui intermediate – network dengan protokol yang berbeda Transparent bridging dan perbandingannya dengan source routing ————————————————————– Tranparent bridging dan source routing adalah dua teknik pembelajaran yang digunakan oleh bridge untuk membentuk tabel alamat dari semua station pada network. Tanpa adanya teknik ini, sistem administrator harus secara manual mengupload alamat-alamatnya kedalam bridge. – Transparent bridging digunakan pada network Ethernet. Bridge – mempelajari alamat station dengan menguji jadai frame jika mereka – lewat. Tabel alamat mengasosiasikan alamat sumber dari frame data – dengan alamat networknya. Tabel ini direview terus menerus dan – terupdate jika network berubah. – Source routing digunakan pada network Token Ring. Bridge mempelajari – alamat station dengan mempunyai sebuah node sumber yang mengirimkan – paket penjelajah. Multipel paket explorer dikirimkan melalui network – ke tujuannya. Kemudian mereka melaporkan kembali ke node sumber yang – menentukan jalur yang paling efisien. Informasi jalur ini kemudian – disimpan didalam bridge dan semua transmisi berikutnya menggunakan – jalur ini. Ingat dalam pikiran bahwa tujuan dari baik transparent bridging ataupun source routing adalah untuk menjaga bridge membuat looping dalam network. Perbedaannya adalah transparent bridging adalah metode Ethernet untuk memblok looping dan source routing adalah metode Token Ring untuk menghindari looping.

Spanning Tree Algorithm ———————– Spanning Tree Algorithm (SPA) adalah proses yang digunakan untuk mendeteksi dan menurup circular traffic patterns (looping). Ia beroperasi dengan menutup beberapa ports pada bridge yang memberikan beberapa jalur data ke seluruh network. SPA mengindentifikasi sebuah root bridge dan kemudian menentukan jalan melalui network ke root bridge berdasarkan harga termurah. Port bridge yang menyediakan jalur redundan didisable untuk menghindari loop. Akan tetapi, port-port ini dapat digunakan sebagai backup jika port utamanya gagal. Perbedaan utama antara bridge dan router adalah bahwa sebuah router akan mensupport multiple path diantara networknya. Sebuah bridge hanya bisa menentukan satu path. Router —— Router adalah relaying device yang digunakan untuk menghubungkan dua atau lebih network, baik secara lokal ataupun melalui WAN. Kunci utama kelebihan router adalah kemampuannya untuk menentukan path terpendek ke tujuan. Tambahannya, router menawarkan kemampuan fault tolerance untuk meroute traffice melalui link alternatif jika link utamanya sibuk atau putus. Router dapat mentransfer data antara dua network dengan protokol lower-layer yang berbeda (Physical dan Data Link). Jadi, router bisa menghubungkan Ethernet dengan Token Ring. Tapi, agar router berfungsi, protokol pada Network layer dan layer yang lebih tinggi harus sama. Sebagai tambahan, protokol harus routeable. Beberapa protokol seperti NetBEUI tidak routeable. Router beroperasi di Network layer pada model OSI. Tidak seperti bridge, router melihat IP address, bukan MAC address. Lebih spesifik, mereka hanya melihat pada Network ID dari alamat, bukan host ID. Router tidak melewatkan broadcast. Badai broadcast dapat terjadi jika banyak host melakukan broadcasting pada saat yang sama.

Routing Table ————- Routint table berisi entri dengan IP address interface router dari network yang lain. Ia tidak berisi alamat untuk tiap host pada tiap-tiap network. Ia hanya menyimpan alamat dari router yang menyediakan interface ke network tersebut. Umumnya routing tabel berisi empat potongan informasi: network address (ID net tujuan); net mask (untuk menentukan subnetting); address dari router untuk network id (near-side address); dan metric (jumlah hop ke router tersebut). Cara kerja router —————– Router menggunakan routing tabel yang disimpan dalam memorynya untuk membuat keputusan tentang kemana dan bagaimana paket dikirimkan. Router melihat informasi dari paket yang diterimanya dengan menentukan network id dari IP address. Kemudian ia mengecek network id ini pada routing tabelnya untuk menentukan tujuannya. Jika router dapat meneruskan paket secara langsung ke tujuan, ia akan melakukannya. Jika tidak, ia mencari ip address dari router yang mempunyai interface untuk network tersebut. Ia kemudian mengirim paket ke router tersebut untuk diteruskan. Jika tidak ada entri yang sesuai pada routing tabel, router akan mengirimkan paket ke gateway defaultnya. Hop adalah pelewatan melalui sebuah router. Jika paket harus berjalan melalui tiga router untuk sampai ke tujuannya, ia dikatakan mempunyai 3 hop. Saat paket melewati router, MAC address sumber asli dan tujuan dibuang dan dibuat kembali. (Tapi IP address sumber dan tujuan tidak dirubah). MAC address sumber dari host pengirim diganti dengan kepunyaan router dan MAC address tujuan diganti dengan kepunyaan router berikutnya, atau, jika paket bisa diteruskan secara langsung, diganti dengan kepunyaan host tersebut. Process penghilangan dan pembuatan kembali MAC address membutuhkan sumber pemrosesan. Perbedaan antara static dan dynamic router —————————————— Ada dua tipe router: static dan dynamic. Static router dikonfigurasi secara manual. Routing tabelnya diset manual dan disimpan dalam router. Tidak ada informasi sharing diantara sesama router. Hal ini mengakibatkan keterbatasan yang jelas karena ia tidak dapat secara otomatis menentukan route terbaik; ia selalu menggunakan rute yang sama yang kemungkinan bukan rute terbaik. Jika route berubah, static router harus diupdate secara manual. Karena static router menyediakan control penuh pada routing tabelnya, ia lebih aman dibanding dynamic router. Dynamic router mampu membuat routing tabelnya sendiri dengan berbicara ke sesama router. Untuk melakukannya ia menemukan route dan route alternatif yang berada pada network. Dynamic router bisa membuat keputusan pada route yang mana sebuah paket mencapai tujuan. Umumnya ia mengirimkan paket ke route yang paling efisien; salah satu yang menghasilkan jumlah hop lebih sedikit. Bagaimanapun, jika route macet, dynamic route dapat mengirimkan paket ke route alternatif. Pertukaran informasi antara router ———————————- Dynamic router menggunakan apa yang disebut sebagai ‘interior gateway protocol’ untuk mempertukarkan informasi routingnya. Dua dari protokol yang paling umum adalah RIP (Routing Information Protocol) dan OSPF (Open Shortest Path First). RIP menggunakan distance-vector algorithm (DVA) untuk menghitung path routingnya. DVA mendasarkan keputusan routingnya pada jumlah hop yang paling sedikit dan mempertukarkan routing tabelnya diantara router-router yang lain setiap 30 detik. OSPF menggunakan sebuah link-state algorithm yang membutuhkan pemrosesan yang lebih besar dibanding DVA tapi menawarkan kontol lebih. Tabel routing diupdate sebagaimana memungkinkan.

Geteway ——- Gateway adalah relaying device yang palin pintar. Ia bisa digunakan untuk interkoneksi sistem dengan protokol, format, bahasa, dan arsitektur yang berbeda dengan cara bertindak sebagai sebuah translator. Sebuah gateway dapat digunakan untuk menghubungan dua sistem yang secara penuh berbeda seperti sebuah mainframe (SNA) dengan sebuah PC LAN (IPX/SPX). Hal ini mungkin karena gateway melakukan fungsi translasi protokol. Sebagai translator, sebuah gatewah merepackage data yang datang dan merubah syntaxnya untuk match dengan sistem tujuannya. Karena translation adalah proses yang complex, gateway cenderung lebih lambat dan dapat menjadi bottleneck pada network. Gateway umumnya dikatakatan untuk berfungsi di application layer pada model OSI. Pada kenyatannya, ia melakukan fungsi keseluruhan layernya.

Posting Komentar